20 08 22 81b24dce 05f6 4d5b 8cbb 7df4e856718a 690x500 292x242 1

Terbongkar, Wisma di Ciawi Bogor Terindikasi Jadi Tempat Trafficking

Headline

20 08 22 81b24dce 05f6 4d5b 8cbb 7df4e856718a 690x500 292x242 1

Buserbhayangkara.com.Bogor – Nama Wisma Graha Bina Nayaka di Ciawi, Bogor – Jawa Barat mendadak viral dan jadi bahan gunjingan pasca digeruduk LBH Bulan Bintang Kabupaten Bogor dan Puskominfo Indonesia pada Senin (7/9/20) terkait kasus dugaan perdagangan orang alias trafficking. Aksi penggerebekan terjadi setelah kedua lembaga tersebut mendapat pengaduan dari DS orangtua dari korban SYT (19) dan HT orangtua korban dari SF (20).

Praktek ini terbongkar setelah orangtua korban melaporkan keberadaan anaknya SYT yang hampir satu setengah bulan tidak bisa ditemui setelah melamar kerja di sebuah perusahaan Spa di bilangan Jakarta bernama PT. Delta Spa. Orangtua korban mengaku, SYT kerap sulit dihubungi via telepon selularnya.

Merasa khawatir, mereka pun menelusuri keberadaan SYT dan mendapat kontak dari seorang pegawai perusahaan spa tersebut bernama Amel. Setelah dihubungi, Amel mengabarkan bahwa SYT dalam keadaan baik-baik saja. namun keresahan DS kembali muncul setelah dirinya mendapatkan selembar surat yang dikirim SYT.

Isi surat tersebut berisi bahwa SYT merasa tidak nyaman dan seakan dikekang. Bahkan korban juga minta dikirimkan uang dan makanan, lantaran aturan ketat yang mengharuskannya menjaga kondisi tubuh sesuai arahan dari pusat, meskipun tiga hari sekali dikasih makan.

Setelah mendapat lokasi tempat SYT dan SF berada, Tim LBH Bulan Bintang dan Puskominfo Indonesia pun bergerak dan berangkat menuju lokasi. Setelah ditelusuri, ternyata lokasi yang dituju bukanlah gedung resmi dari sebuah kantor cabang perusahaan, tetapi hanya sebuah bangunan Wisma bernama Graha Bina Nayaka.

Saat itu, Ketua LBH Bulan Bintang, Solahuddin Dalimunthe, SH, MM didampingi Direktur Eksekutif Puskominfo Indonesia Diansyah Putra Gumay, SE, S.Kom dan Ketua Puskominfo Indonesia Jawa Timur, Umar Al Khottob yang berada di lokasi menanyakan kepada sekurity gedung tersebut perihal keberadaan SYT dan SF sekaligus minta segera dipertemukan dengan orangtua korban dan memulangkannya.

Namun sikap tak bersahabat ditunjukkan sang sekurity. Dengan arogannya sang sekurity berusaha menghalangi dan bersikukuh menahan tim untuk masuk ke lokasi. Hal ini sempat menimbulkan ketegangan di antara kedua pihak. Karena sang sekurity jelas-jelas menolak untuk masuk.

Meski demikian hal itu tak menyurutkan Tim LBH Bulan Bintang dan Puskominfo Indonesia untuk merangsek hingga berhasil masuk dan mempertemukan kedua orangtua dari SYT dan SF.

Wisma Graha Bina Nayaka yang sedianya dijadikan sebagai tempat untuk training bagi pelamar kerja spa, terindikasi tak ubahnya sebagai tempat penampungan para pekerja ilegal ke luar negeri. Pasalnya dalam wisma tersebut bukan hanya ada SYT dan SF sebagai korban, tetapi masih ada 24 calon pekerja spa lain yang semuanya perempuan dan berasal bukan hanya dari Bogor, tapi dari Subang dan Cianjur.

“Kejadian hari ini ada dua orangtua memberikan kuasa kepada kami yaitu dugaan telah terjadi trafficking. Sebelum melakukan tindakan terhadap masalah ini kami telah berkoordinasi dengan pihak polsek setempat, lalu RT, RW kemudian langsung menuju lokasi. Di lokasi awalnya kita berkomunikasi dengan baik, namun karena kita menduga adanya trafficking tadi, akhirnya kita desak aparat (satpam-red.) yang ada di sana, sampai kita masuk ke dalam,” kata Ketua LBH Bulan Bintang Solahuddin Dalimunthe, SH, MM dalam keterangan persnya di hadapan awak media.

Begitu masuk, kata Solahudin, ternyata dugaan itu benar adanya. Dari hasil keterangan yang didapat termasuk dua orang yang sempat ditanya, jawaban mereka mengarah kepada pekerjaan negatif.

“Apa sih kerjanya di sana? Ternyata mereka diajarin mijit mijit, kemudikan kita juga tanyakan sejauh mana cara berpakaiannya. Kalau kita lihat apa yang disampaikan mereka kurang senonoh, juga cara berpakaiannya. Karenanya dalam kesempatan ini kami ingin agar masalah ini jangan terulang kembali, khususnya masyarakat Kabupaten Bogor,” ungkapnya. (RED /Tim Puskominfo)